Pengertian RJP (Resusitasi Jantung Paru)
Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah teknik penyelamatan hidup darurat yang dilakukan pada seseorang yang mengalami henti jantung. Prosedur ini bertujuan untuk menjaga sirkulasi darah dan oksigen ke otak dan organ vital lainnya sampai tindakan medis lebih lanjut bisa dilakukan. RJP mengombinasikan kompresi dada untuk menstimulasi jantung dan napas buatan untuk memberikan oksigen.
Tanda-Tanda Seseorang Memerlukan RJP
Seseorang memerlukan RJP jika menunjukkan tanda-tanda henti jantung atau kegagalan pernapasan. Berikut tanda-tanda yang lebih rinci:
1. Tidak Sadarkan Diri
Orang tersebut tidak merespons panggilan atau stimulasi fisik (seperti diguncang). Kehilangan kesadaran merupakan tanda utama bahwa jantung mungkin telah berhenti.
2. Tidak Bernapas atau Bernapas Abnormal (Gasping)
Tidak ada tanda-tanda bernapas normal. Napas abnormal seperti gasping (napas terengah-engah) sering terjadi pada orang yang mengalami henti jantung, namun napas ini tidak efektif dan bukan tanda kehidupan yang memadai.
3. Tidak Ada Denyut Nadi
Tidak ada denyut nadi yang dapat dirasakan, khususnya di arteri karotis (leher). Pada keadaan ini, darah tidak lagi dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh.
4. Perubahan Warna Kulit (Sianosis)
Kulit, bibir, atau kuku yang berwarna kebiruan menandakan kurangnya oksigen dalam darah. Ini adalah tanda tubuh tidak mendapatkan suplai darah yang cukup.
5. Tanda Henti Jantung Mendadak
Orang tersebut tiba-tiba jatuh atau pingsan tanpa alasan yang jelas. Ini bisa terjadi pada kondisi serangan jantung, overdosis obat, atau trauma berat.
Prosedur Resusitasi Jantung Paru (RJP) Sesuai Standar
Langkah-langkah RJP yang sesuai dengan pedoman terbaru dari AHA (American Heart Association) atau panduan internasional lainnya:
1. Pastikan Keamanan
Sebelum melakukan tindakan RJP, pastikan lingkungan di sekitar korban aman bagi Anda dan korban (misalnya, tidak ada bahaya dari lalu lintas, api, atau benda tajam).
2. Cek Respons Korban
Dekati korban dan periksa responsnya dengan *memanggil korban dengan suara keras* dan mengguncangnya dengan lembut. Jika korban tidak merespons, lanjutkan ke langkah berikutnya.
3. Panggil Bantuan Darurat
Segera *hubungi layanan darurat (119 di Indonesia)* atau minta seseorang untuk memanggil bantuan. Jika AED (Automated External Defibrillator) tersedia, minta seseorang untuk mengambilnya.
4. Periksa Napas dan Nadi
– Periksa napas korban:
– Lihat gerakan dada.
– Dengarkan suara napas.
– Rasakan aliran udara dari hidung atau mulut.
– Periksa denyut nadi di arteri karotis selama 5-10 detik.
– Jika korban tidak bernapas normal atau denyut nadi tidak teraba, segera mulai RJP.
5. Mulai Kompresi Dada (Chest Compressions)
1. Posisikan tangan:
– Letakkan telapak tangan di tengah dada korban, di atas tulang dada (sternum).
– Letakkan tangan lainnya di atas tangan pertama, dan jalin jari-jarinya.
2. Kompresi dada:
– Tekan dada korban hingga kedalaman *5-6 cm* pada orang dewasa (sekitar 2-2,5 inci).
– Lakukan kompresi dengan kecepatan *100-120 kali per menit*.
– Setelah setiap kompresi, biarkan dada kembali ke posisi normal (dekompresi penuh), tetapi tangan tetap diletakkan di dada.
6. Napas Bantuan (Ventilasi)
1. Buka jalan napas:
– Miringkan kepala korban ke belakang (head tilt-chin lift) untuk membuka jalan napas.
2. Berikan dua napas:
– Tutup hidung korban, dan tiupkan napas ke dalam mulut korban selama 1 detik hingga dada terangkat.
– Setelah dada turun, berikan napas kedua.
*Jika tidak terlatih*, lakukan kompresi dada saja tanpa napas bantuan.
7. Lanjutkan Siklus Kompresi dan Napas
– Siklus yang disarankan adalah *30 kompresi dada diikuti 2 napas*.
– Ulangi siklus ini tanpa jeda hingga:
– Bantuan medis tiba.
– Korban menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
– AED tersedia dan siap digunakan.
8. Gunakan AED (Jika Tersedia)
1. *Hidupkan AED* dan ikuti instruksi yang diberikan oleh alat.
2. Pasang bantalan AED di dada korban sesuai dengan instruksi pada alat.
3. Biarkan AED *menganalisis ritme jantung*. Jika AED menyarankan untuk memberikan kejutan (shock), pastikan tidak ada yang menyentuh korban saat shock diberikan.
4. Setelah memberikan kejutan, segera lanjutkan RJP dengan kompresi dada.
9. Evaluasi Berkala
Lanjutkan RJP hingga korban menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernapas spontan atau bergerak, atau hingga tim medis darurat mengambil alih.
Catatan Penting:
– *Tindakan RJP anak-anak dan bayi*: Pada bayi, gunakan dua jari untuk kompresi dada dan lakukan kompresi dengan kedalaman 4 cm (1,5 inci) dengan kecepatan yang sama.
– Jika hanya Anda yang melakukan RJP tanpa bantuan, dan korban adalah orang dewasa, *kompresi dada tanpa napas buatan (hands-only CPR)* lebih dianjurkan daripada tidak melakukan apa-apa.
Penutup:
RJP adalah tindakan yang harus dilakukan secepat mungkin setelah tanda-tanda henti jantung atau kegagalan napas teridentifikasi. Prosedur ini penting karena memberikan peluang bertahan hidup yang lebih besar, terutama jika dilakukan dalam beberapa menit pertama setelah henti jantung terjadi.