Facebook
Youtube
Instagram

Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Kardiovaskular

Diterbitkan Senin, 31 Maret 2025

Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Kardiovaskular

Pendahuluan

Kegawatdaruratan kardiovaskular adalah salah satu kondisi medis yang memerlukan penanganan segera karena dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Kondisi ini meliputi berbagai gangguan, seperti serangan jantung (infark miokard), gagal jantung akut, aritmia berat, dan emboli paru. Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskular bertujuan untuk mengembalikan fungsi jantung yang normal secepat mungkin guna mencegah kerusakan jaringan yang lebih lanjut.

Tren Penyakit Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular terus menjadi penyebab utama kematian di banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi penyakit jantung di Indonesia mengalami peningkatan dari 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018. Beban biaya yang ditimbulkan oleh penyakit ini juga sangat besar, dengan pengeluaran BPJS Kesehatan untuk penanganan penyakit jantung mencapai Rp 7,7 triliun pada tahun 2021.

Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Kardiovaskular

Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskular membutuhkan langkah-langkah yang cepat dan sistematis. Langkah-langkah utama meliputi: 1) Identifikasi dini kondisi pasien, 2) Pengelolaan jalan napas dan sirkulasi, serta 3) Pemberian obat-obatan yang tepat. Pada serangan jantung, misalnya, intervensi ‘door-to-balloon’ yang cepat sangat krusial. Penanganan optimal sebaiknya dilakukan dalam 90 menit setelah pasien tiba di rumah sakit, yang terbukti dapat mengurangi angka kematian dan komplikasi.

Studi terbaru dari *Indonesian Journal of Cardiology* menyoroti pentingnya pemangkasan waktu penanganan di ruang gawat darurat, terutama dalam penanganan serangan jantung dan aritmia. Selain itu, kegagalan jantung akut memerlukan tindakan segera seperti pemasangan ventilasi mekanik jika pasien mengalami kesulitan bernapas, serta pemberian obat-obatan inotropik untuk meningkatkan fungsi jantung.

Upaya Pencegahan dan Skrining

Upaya pencegahan dan skrining dini sangat penting dalam mengurangi angka kejadian penyakit kardiovaskular. Peningkatan gaya hidup sehat, penurunan kebiasaan merokok, dan pengelolaan penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi menjadi fokus utama dalam kampanye kesehatan nasional. Di Indonesia, penguatan layanan primer yang mencakup skrining rutin dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya pola hidup sehat terus digalakkan.

Tantangan Penatalaksanaan di Indonesia

Tantangan besar dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskular di Indonesia adalah ketidakmerataan akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai. Banyak daerah terpencil yang masih kekurangan dokter spesialis jantung, alat medis yang sesuai, serta obat-obatan yang diperlukan. Selain itu, peningkatan prevalensi penyakit jantung pada usia muda akibat gaya hidup tidak sehat menambah tantangan dalam menurunkan angka kematian.

Kesimpulan

Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskular membutuhkan penanganan yang cepat dan efektif, yang melibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran. Deteksi dini, penanganan darurat yang tepat, dan pencegahan primer melalui edukasi dan skrining adalah langkah-langkah penting untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular. Di Indonesia, penguatan layanan primer dan akses terhadap fasilitas kesehatan diharapkan dapat terus ditingkatkan untuk menghadapi tantangan ini.

Daftar Pustaka

  1. Firdaus, I., Juzar, D. A., Dewanggi, B., et al. (2023). Timeframe Factors of Door-to-Device Time During Pandemic Situation in a Tertiary Cardiovascular Centre in Indonesia. Indonesian Journal of Cardiology, Vol 44, No 4.
  2. Susanti, E. (2023). Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian, Kemenkes Perkuat Layanan Primer. Kemenkes RI.
  3. Prakoso, R., SpJP (K). (2023). Tren Penyakit Jantung pada Usia Muda. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.