Facebook
Youtube
Instagram

Prinsip ABCDE Terbaru dalam penanganan Kegawatdaruratan Jantung

Diterbitkan Kamis, 24 April 2025

Pendahuluan

Penanganan kegawatdaruratan jantung memerlukan pendekatan yang cepat dan sistematis untuk mencegah kematian dan mengurangi kerusakan pada organ vital. Prinsip ABCDE adalah salah satu pendekatan yang digunakan dalam situasi darurat medis untuk melakukan penilaian cepat dan intervensi yang diperlukan. Prinsip ini telah berkembang dan diperbarui seiring dengan kemajuan dalam teknologi medis dan pemahaman mengenai patofisiologi kegawatdaruratan jantung. Artikel ini akan mengulas prinsip ABCDE terbaru dalam konteks kegawatdaruratan jantung.

A – Airway (Jalur Napas) dengan Proteksi Tulang Belakang Leher

Langkah pertama adalah memastikan jalur napas pasien terbuka dan bebas dari hambatan. Pada situasi darurat jantung, seperti serangan jantung atau henti jantung, jalur napas yang terbuka penting untuk memastikan aliran oksigen yang memadai ke paru-paru. Apabila pasien tidak sadar, diperlukan intervensi untuk membuka jalur napas seperti manuver head-tilt chin-lift. Dalam kasus trauma bersamaan, stabilisasi tulang belakang leher harus dipertimbangkan untuk mencegah cedera tambahan.

B – Breathing (Pernapasan)

Setelah memastikan jalur napas terbuka, penting untuk menilai pernapasan pasien. Evaluasi ini mencakup frekuensi napas, kedalaman, dan pola napas. Pada kegawatdaruratan jantung, pasien mungkin mengalami gangguan pernapasan akibat iskemia miokard yang parah atau henti jantung. Bantuan pernapasan, seperti ventilasi mekanik atau oksigenasi tambahan, sering kali diperlukan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang memadai.

C – Circulation (Sirkulasi) dengan Kontrol Perdarahan

Langkah berikutnya adalah memeriksa sirkulasi darah. Penilaian ini mencakup pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah, serta tanda-tanda syok, seperti kulit pucat dan dingin. Pada kasus henti jantung, sirkulasi harus segera dipulihkan melalui Cardiopulmonary Resuscitation (CPR). Defibrilasi menggunakan Automated External Defibrillator (AED) atau defibrilator manual juga dilakukan jika ada irama jantung yang dapat diobati, seperti fibrilasi ventrikel atau takikardia ventrikel.

D – Disability (Disabilitas/Kesadaran)

Evaluasi kesadaran pasien menggunakan skala AVPU (Alert, Verbal, Pain, Unresponsive) atau Glasgow Coma Scale (GCS). Pada kegawatdaruratan jantung, penurunan kesadaran bisa menjadi tanda dari hipoksia otak akibat perfusi yang buruk. Evaluasi neurologis awal sangat penting untuk menentukan kondisi pasien serta tindakan lebih lanjut, termasuk penggunaan obat-obatan yang tepat atau tindakan invasif seperti intubasi jika diperlukan.

E – ECG (Elektrokardiogram) dan Enzim Jantung

Langkah terbaru dalam prinsip ABCDE yang berkaitan dengan kegawatdaruratan jantung adalah penambahan EKG dan pemeriksaan enzim jantung. Segera setelah stabilisasi awal, EKG harus dilakukan untuk menilai irama jantung dan mendeteksi adanya tanda-tanda infark miokard akut (serangan jantung). Enzim jantung, seperti troponin, dapat membantu mengidentifikasi kerusakan pada otot jantung dan menentukan sejauh mana kerusakan yang terjadi. Pemantauan terus-menerus terhadap irama jantung dan parameter hemodinamik penting untuk menilai respon terhadap terapi dan menghindari komplikasi yang lebih serius.

Penutup

Prinsip ABCDE terbaru memberikan panduan yang lebih lengkap dan komprehensif dalam menangani kegawatdaruratan jantung. Pendekatan ini memastikan penanganan yang sistematis mulai dari jalur napas, pernapasan, sirkulasi, kesadaran, hingga penggunaan alat diagnostik seperti EKG dan pemeriksaan enzim jantung. Implementasi yang tepat dari prinsip ini dapat meningkatkan peluang kesembuhan pasien dan mencegah komplikasi yang lebih parah.

Daftar Pustaka

  1. American Heart Association. (2020). Advanced Cardiovascular Life Support (ACLS) Provider Manual. Dallas: American Heart Association.
    2. Soar, J., Nolan, J. P., Böttiger, B. W., Perkins, G. D., Lott, C., Carli, P., Pellis, T., Sandroni, C., Skrifvars, M. B., Smith, G. B., & Deakin, C. D. (2021). European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2021: Adult advanced life support. Resuscitation, 161, 115-151. doi:10.1016/j.resuscitation.2021.02.008
    3. Neumar, R. W., Shuster, M., Callaway, C. W., Gent, L. M., Atkins, D. L., Bhanji, F., … & Eigel, B. (2015). 2015 American Heart Association Guidelines Update for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation, 132(18_suppl_2), S315-S367. https://doi.org/10.1161/CIR.0000000000000252
    4. Gazmuri, R. J., & Ayoub, I. M. (2018). Principles of Cardiac Arrest, Resuscitation, and Post-Resuscitation Care. In J. J. Marini & A. Slutsky (Eds.), Critical Care Medicine: The Essentials and More (5th ed., pp. 1125-1150). McGraw-Hill Education.
    5. European Resuscitation Council. (2021). ERC Guidelines 2021 for Adult Advanced Life Support. Retrieved from https://www.erc.edu